Bismillahhirahmanirrahim.
Mungkin belum genap 4 tahun. seorang lelaki sedang menuju mushalla sekolah.
Air wudhunya masih terlihat menggenang di wajahnya.
15 Maret 2015. Lelaki itu, usianya genap 20 tahun.
Selamat ulangtahun, ya. Semoga menjadi anak yang bermanfaat
buat keluarga, dan bukan bagi orang lain.
Iya, kali ini aku menggunakan ucapanmu. Ucapan pertama
selamat ulang tahun darimu. aku bahkan tak yakin kau mengingatnya.
Kau bilang “Selamat ulangtahun, semoga menjadi anak yang
bermanfaat bagi keluarga, dan bukan bagi orang lain” Jujur, hingga kini aku tak
mengerti mengapa aku tak bisa bermanfaat buat orang lain. Bukannya menanyakan
maksudnya, aku malah berpikir seribu kali untuk mengirimkan balasan terimakasih
seperti apa.
Itulah aku.
Mengingatmu, tak bisa kupaksakan untuk berhenti. Hingga tahun dimana kau tak lagi memberiku ucapan, adalah bagian yang paling kuingat. Namun, lagi-lagi aku mencari pembenaran bahwa aku baik-baik saja. Jangan bertingkah seperti anak kecil. Toh, apa yang dibanggakan dari ulangtahun, bukan? Umur bertambah dan ajal semakin mendekat.
Mengingatmu, tak bisa kupaksakan untuk berhenti. Hingga tahun dimana kau tak lagi memberiku ucapan, adalah bagian yang paling kuingat. Namun, lagi-lagi aku mencari pembenaran bahwa aku baik-baik saja. Jangan bertingkah seperti anak kecil. Toh, apa yang dibanggakan dari ulangtahun, bukan? Umur bertambah dan ajal semakin mendekat.
Ketika hari ujian semester, Aku mencoba bangun di seperempat malam
terakhir. Aku ingin berdoa agar
diberikan kesanggupan dalam ujian kala itu, dan menyebutkan doa lain yang bahkan aku rasa terlalu muluk.
Tentu saja, terlalu muluk untukku sebagai manusia. Namun bagi-Nya, hanya
dengan berkata “Jadilah”. Terkabukanlah ia, doa itu. Nama kita berada pada ruangan yang sama. Ruang 12.
Aku merasa bersalah. Doaku mungkin mengambil
andil hingga kau harus seruangan dengan perempuan payah sepertiku. Maafkan aku.
Kau pun tahu. Aku ikut dalam kegiatan osis karna kau pernah
mengusulkannya padaku. Alasan terakhir, karna aku ingin terlibat dalam acara
perpisahan angkatanmu.
Aku ingin mengucapkan selamat padamu di hari itu. Maksudku, jika saat perpisahan nanti aku adalah bagian dari osis , aku rasa aku cukup percaya diri untuk melakukannya.
Aku ingin mengucapkan selamat padamu di hari itu. Maksudku, jika saat perpisahan nanti aku adalah bagian dari osis , aku rasa aku cukup percaya diri untuk melakukannya.
Meskipun dari awal harusnya aku tahu aku sudah gagal dan
tidak perlu bersusah payah seperti ini,
karena ternyata sejak pelantikan osis kala itu..
Tapi aku tak tahu. Aku benar-benar tak tahu mengapa aku tak berhenti, padahal aku menginginkannya.
karena ternyata sejak pelantikan osis kala itu..
Tapi aku tak tahu. Aku benar-benar tak tahu mengapa aku tak berhenti, padahal aku menginginkannya.
Pada akhirnya, aku memang tak tahu mencintai itu bagaimana. Bagaimana
bisa aku tetap bahagia melihatmu tersenyum lebar, saat kau berjalan di parkiran
bersamanya.
Bagaimana bisa aku turut merasakan bahagiamu, meski kau sedang beriringan langkah dengannya.
Meski seringkali suatu ketika aku hanya dapat mematung. Saat
mereka membicarakanmu, namun menyertakan namanya.
Hari perpisahan angkatanmu. Aku tak akan lupa hari itu.
Pertahanan yang selama ini kubangun, akhirnya runtuh juga. Pulang-pulang aku menangis karna tak pernah mengatakan apa-apa padamu di hari itu.
Pertahanan yang selama ini kubangun, akhirnya runtuh juga. Pulang-pulang aku menangis karna tak pernah mengatakan apa-apa padamu di hari itu.
Bukannya berhenti berbicara tentangmu dengan diriku sendiri,
aku malah berusaha menjadi wanita yang sejajar denganmu. Aku belajar dengan keras agar suatu hari
nanti aku dapat bertanya padamu, hanya padamu, perguruan tinggi apa yang baik
untukku.
Walaupun aku tahu betul, keinginanku berada dimana.
Walaupun aku tahu betul, keinginanku berada dimana.
Iya. Aku salah.
Selama ini, seharusnya aku menggantungkan semua urusanku
pada Tuhan. Harusnya aku menggapai cinta-Nya dahulu sebelum aku berani
meleburkan hatiku pada orang lain.
Hingga hari dimana kau membaca tulisan ini..
Terlalu banyak yang ingin kuucapkan selama 4 tahun terakhir,
Aku ingin mengucapkan bagian yang pentingnya saja.
Terimakasih.
Terimakasih telah membuatku memakai cinta di jalan yang
benar.
Aku bersyukur Tuhan menjadikan kau ada.
Aku bersyukur hingga
diumurmu yang 20 tahun ini, kau masih
baik-baik saja.
Jika dulu aku berniat berhijab
karena ingin dekat pada Allah sama dekatnya Dia padamu, sekarang bahkan aku
menyegerakan langkahku untuk menyempurnakan hijabku karena aku hanya ingin Dia
ridho dengan apa yang kulakukan.
Jika dulu aku belajar keras
karenamu, sekarang hanya ada ibu yang memenuhi kepalaku, aku ingin membantunya
menyempurnakan rukun islam sebelum aku
menjemput kebahagianku.
Ternyata benar. Mencintai yang mengatasnamakan Allah itu ada.
Mencintai karena Allah itu ada.
Namun tetap saja.
Soal perasaan. Aku masih wanita
yang sama seperti 4 tahun lalu. Belum bisa melupakanmu, dan mencoba untuk itu.
Maafkan aku jika aku bercerita hal-hal yang harusnya tak perlu. Jika setengah-setengah, Aku hanya tak ingin kau merasa aku begitu menyedihkan.
Ohya, buku ini.
Aku berharap kau menyukainya. Kalaupun tidak, kakak tidak perlu mengembalikannya^^ Berikan saja pada teman kakak yang lain..
Aku berharap kau menyukainya. Kalaupun tidak, kakak tidak perlu mengembalikannya^^ Berikan saja pada teman kakak yang lain..
Diumurmu yang genap 20 ini, aku berharap kau semakin mengingat Allah dan shalatmu
dimanapun kau berada, apapun yang sedang kau rasakan.
Aku pun tahu kau bukanlah tipe
lelaki yang mudah saja melalaikan shalat.
Namun, Anggaplah sholat itu
sebagai tanda keseriusanmu bermimpi.
Bayangkan Allah dalam shalatmu. Bayangkanlah
ketika rukuk, Allah menopang badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau
rasakan damai dalam setuhan-Nya. Bayangkanlah ketika kau sujud, Allah mengelus
kepalamu, lalu Dia berbisik lembut dikedua ditelingamu: “Aku mencintaimu,
hamba-Ku.” Dan Bayangkanlah ketika kau salam, Allah menjawabnya, lalu kau
seperti manusia yang berhati bersih kala itu.
Aku belajar darimu. Bukankah Allah
ada, masalah tiada? ^^
Baiklah, selamat ulangtahun.
Agar mimpi-mimpimu dapat kau capai satu per satu,
Agar mimpi-mimpimu dapat kau capai satu per satu,
Kakak harus sehat selalu, ya. Aku tahu kakak sekarang begitu
sibuk. Namun, jangan lupa makan. Jangan lupa mencintai dirimu sendiri.
Juga, jangan pernah merasa
menyesal dengan pencapaianmu. Karena hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Percayalah, Kakak selalu melakukan yang
terbaik. Hanya terkadang, kau menganggap usahamu belum cukup. Semua terjadi
karena kerendah-hatianmu.
Jika biasanya aku melakukannya diam-diam. Sekarang, ijinkan
aku mengamini setiap impian yang seringkali kau tuliskan.
Aku mengaminkan segala hal yang baik untukmu.
Tak peduli aku berfikir
tentang ini, aku selalu merasa tidak pantas untukmu.
Aku begitu redup.
Aku begitu redup.
Tapi tetap saja,
Aku bangga karena itu dirimu. Aku malah berusaha menjadi
lebih baik lagi.
Maka dari itu, Jadilah manusia yang bermanfaat buat keluarga
dan orang lain juga, ya! ^^